Udin–Dessy, Harapan Baru Kota yang Inklusif dan Responsif

Lawangpos.com, Pangkalpinang – Gelombang dukungan terhadap pasangan Prof. Saparudin Masyarif (Udin) dan Dessy Ayutrisna (Cece Dessy) dalam Pilkada Pangkalpinang 2025 terus tumbuh, kali ini datang dari kaum milenial yang menginginkan kepemimpinan yang lebih segar, adaptif, dan berpihak pada masa depan. Kamis (31/7/2025).

Bagi kaum muda yang kini tumbuh sebagai tulang punggung keluarga dan pelaku ekonomi kreatif, pasangan Udin–Dessy menawarkan harapan baru. Kombinasi antara latar belakang akademisi yang dimiliki Prof. Udin dan karakter sosial aktif Cece Dessy menjadi daya tarik tersendiri. “Kami butuh pemimpin yang punya visi, tapi juga bisa membumi, paham dunia digital, dan mengerti tantangan ekonomi masa kini,” ujar Raka, penggiat komunitas wirausaha muda di Pangkalpinang.

Para milenial menilai Cece Dessy bukan hanya representasi perempuan muda, tapi juga simbol kepedulian terhadap keseharian masyarakat urban. Sosoknya dinilai luwes, terbuka terhadap dialog, dan memiliki rekam jejak keterlibatan dalam pemberdayaan komunitas lokal. “Beliau sering hadir dalam kegiatan-kegiatan kami, bahkan sebelum ramai isu Pilkada. Jadi bukan hanya hadir saat menjelang pemilu,” tambah Sari, pengelola pelatihan digital marketing di kawasan Bukit Intan.

Gerakan kaum milenial ini mulai terbentuk secara organik melalui media sosial dan forum komunitas. Mereka bergerak cepat, membentuk relawan digital dan jaringan komunikasi lintas kelurahan untuk menyebarkan visi dan program Udin–Dessy. Fokus mereka bukan sekadar kampanye, tapi edukasi pemilih muda agar cerdas memilih calon yang punya rekam jejak dan empati.

“Pangkalpinang butuh pemimpin yang relevan dengan zaman, bukan yang hanya mengandalkan nostalgia. Kami lihat Udin dan Dessy punya kombinasi itu: cerdas, responsif, dan bisa bekerja untuk semua lapisan,” kata Arif, mahasiswa yang juga aktif di gerakan literasi pemuda.

Dengan semangat kolektif, kaum milenial bersiap menjadi garda depan perubahan. Bagi mereka, Pilkada kali ini bukan hanya tentang memilih, tapi juga tentang memperjuangkan kota yang lebih inklusif dan ramah bagi generasi masa depan. (Munk/*)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *