PANGKALPINANG – Di balik kekayaan Bangka Belitung, tersembunyi warisan dunia yang rapuh dan unik: ikan-ikan endemik yang hanya ada di Bangka Belitung, satu-satunya di dunia.
Mereka bukan sekadar makhluk air; mereka adalah ikon dan simbol sejati Bangka Belitung, bagian dari identitas ekologis pulau ini, jejak evolusi yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Setiap spesies adalah warisan dunia yang eksklusif bagi kepulauan ini, berbeda dengan spesies native seperti Tarsius bancanus, yang tersebar di beberapa wilayah lain.
Namun, aktivitas pertambangan, ekspansi perkebunan sawit dan aktivitas manusia lainnya menjadi ancaman nyata. Sungai tercemar, rawa tertutup lumpur, habitat hilang — perlahan tapi pasti, ikon dan warisan dunia ini berada di ambang kepunahan.
Di tengah ancaman itu, muncul sosok tak terduga: Swarlanda, seorang satpam yang memilih menjadi penjaga terakhir warisan dunia ini. Dari pos jaga sederhana, dengan tekad dan cinta pada alam, ia menulis, menganalisis DNA, dan berjuang agar ikan-ikan endemik Bangka Belitung tetap hidup di habitat aslinya — tidak sekadar menjadi catatan sejarah di jurnal ilmiah, tapi tetap menjadi simbol kehidupan Bangka Belitung.
Seharusnya, Pemerintah memberikan dukungan penuh dan penghargaan tinggi bagi Swarlanda, karena gerakannya sudah diakui secara global. Lebih dari itu, pemerintah wajib membentuk tim riset dan inovasi nasional untuk menyelamatkan warisan dunia yang hanya ada di Bangka Belitung ini, memastikan generasi mendatang masih bisa menyaksikan keindahan dan keunikan ikan endemik Bangka Belitung.

Swarlanda: Satpam yang Mengharumkan Nama Bangka Belitung di Dunia Ilmiah
Dari tepian sungai kecil di Pulau Bangka, lahir seorang putra daerah yang kini mengharumkan nama Bangka Belitung di panggung ilmiah dunia.
Namanya Swarlanda, ilmuwan Non-akademik muda asal Bangka Belitung yang berhasil menempatkan daerahnya di peta global biodiversity research — riset keanekaragaman hayati tingkat dunia.
Namun di balik kiprah ilmiahnya yang mendunia, tak banyak yang tahu bahwa Swarlanda hanyalah seorang satpam di sebuah perusahaan swasta. Di siang hari ia meneliti ikan air tawar di rawa dan sungai, di malam hari ia mengenakan seragam satpam, menjaga tempatnya bekerja.
Dari pos jaga sederhana, ia menulis hasil riset, menganalisis DNA ikan lokal, dan mengirimkan naskah ke jurnal internasional. Tanpa gelar akademik tinggi, tanpa laboratorium megah, ia membuktikan bahwa ilmu bisa lahir dari tekad, bukan gelar.
Profil Singkat
| Keterangan | Data |
|---|---|
| Nama | Swarlanda |
| Asal | Kepulauan Bangka Belitung |
| Umur | 45 Tahun |
| Kontribusi | Peneliti dan pendeskripsi spesies ikan endemik Bangka Belitung |
| Publikasi | Cybium, IOP Conference Series, Iranian Journal of Ichthyology |
| Platform Ilmiah | Google Scholar, ResearchGate, ORCID |

Figur Ilmuwan dari Bangka yang Menginspirasi Dunia
Swarlanda bukan sekadar peneliti; ia adalah figur ilmuwan yang memperkenalkan kekayaan hayati Bangka Belitung ke komunitas sains global. Melalui publikasi ilmiah internasional, kolaborasi lintas negara, dan kerja lapangan yang konsisten, ia menjadikan sungai dan rawa-rawa Bangka Belitung sebagai laboratorium alami dunia.
Penelitiannya tentang ikan air tawar endemik dan konservasi genetik kini menjadi referensi global, tercatat di jurnal ilmiah internasional dan basis data seperti FishBase, GBIF, Google Scholar, ORCID, serta ResearchGate.
Pelopor Riset Ikan Endemik Bangka Belitung
Swarlanda secara konsisten meneliti dan mendokumentasikan ikan air tawar endemik di Pulau Bangka Belitung — wilayah yang sebelumnya nyaris tak tercatat dalam literatur ilmiah global.
Melalui publikasinya di jurnal bereputasi seperti Cybium Journal (Prancis) dan IOP Conference Series, ia membuka bab baru dalam penelitian biodiversitas Indonesia. Kini, Bangka Belitung diakui sebagai salah satu wilayah penting dalam peta keanekaragaman hayati air tawar Asia Tenggara.
Pendiri Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung
Selain riset, Swarlanda mendirikan Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung (YIEBB) The Tanggokers — lembaga riset berbasis edukasi dan konservasi yang aktif dalam:
-
Edukasi ekologi bagi masyarakat, pelajar, dan komunitas
-
Konservasi ikan endemik dan habitat air tawar
-
Kolaborasi dengan universitas dalam dan luar negeri
📷 Instagram: @thetanggokers

Penemu dan Pendata Spesies Langka
| No | Spesies / Nama Ilmiah | Nama Lokal | Status | Status Konservasi (IUCN / Catatan) |
|---|---|---|---|---|
| 1 | Betta burdigala | Tempalak Mirah | Endemik Pulau Bangka | Critically Endangered (CR) |
| 2 | Betta chloropharynx | Tempalak Budu | Endemik Pulau Bangka | Critically Endangered (CR) |
| 3 | Betta schalleri | Tempalak Punggor | Endemik Pulau Bangka | Endangered (EN) |
| 4 | Parosphromenus deissneri | Tempalak Igik Labu | Endemik Pulau Bangka | Endangered (EN) |
| 5 | Gymnochanda verae | Ikan Temlayar Kace | Endemik Pulau Belitung | Endangered (EN) |
| 6 | Encheloclarias tapeinopterus | Keli Sulong | Endemik Pulau Bangka | Vulnerable (VU) |
| 7 | Sundadanio gargula | Ikan Bebiuuu | Endemik Pulau Bangka | Vulnerable (VU) |
| 8 | Parosphromenus juelianae | Ikan Butiek Labeu | Endemik Pulau Bangka | Sedang dalam peninjauan IUCN |
Sumber: FishBase / IUCN Red List
Baca juga: Betta burdigala, Fauna Identitas Sejati Bangka Belitung








Penjelasan Istilah Ilmiah
| Istilah | Arti Singkat |
|---|---|
| Endemic | Spesies yang sebaran alaminya di wilayah tertentu / di satu wilayah |
| Native | Spesies yang sebaran alaminya terdapat di banyak tempat |
| Critically Endangered (CR) | Sangat terancam — kemungkinan besar punah di alam jika tidak dilindungi segera |
| Endangered (EN) | Terancam punah di alam liar; populasi turun >50% dalam 10 tahun atau 3 generasi |
| Vulnerable (VU) | Rentan punah — populasi menurun tajam atau habitat menyusut cepat |
| Least Concern (LC) | Risiko rendah, masih umum ditemukan di alam |
| DNA Barcoding | Identifikasi spesies dengan kode genetik unik, seperti sidik jari biologis |

Kolaborasi Internasional
Swarlanda menjalin riset lintas benua dengan ilmuwan dunia, di antaranya:
-
Dr. Josie South – University of Lincoln, Inggris
-
Dr. Seyed Hossein Eagderi – University of Tehran, Iran
-
Felipe P. Ottoni – Federal University of Rio de Janeiro, Brasil
-
Dr. Tan Heok Hui – National University of Singapore
-
SHOAL / IUCN SSC ASAP – Southeast Asia Programme Coordinator
Kolaborasi ini menjadikan hasil riset Bangka Belitung sebagai referensi bagi studi genetik ikan air tawar di dunia.
Jejak Ilmiah Swarlanda — Dari Bangka ke Dunia
2018–2020 – Awal Penelitian di Habitat Asli
Menelusuri rawa gambut Pulau Bangka, mendokumentasikan Betta burdigala, Betta schalleri, Betta chloropharynx, Parosphromenus deisnari, Encheloclarias tapeinopterus, dan Mastacembelus notophthalmus.
2021–2022 – Dari Hobi Menjadi Data Ilmiah
Mengembangkan metode DNA barcoding dan mempublikasikan data genetik ikan-ikan endemik di Pulau Bangka yang ditemukan, serta mendaftarkan data genetik tersebut ke bank genetik dunia.
2023 – Bangka Masuk Peta Ilmiah Dunia
Publikasi internasional di Cybium Journal memperluas distribusi spesies belut duri Asia Tenggara yang pertama kali ditemukan sebaran alaminya di Pulau Bangka.
2024 – Genetika & Evolusi Ikan Endemik
Studi “Unveiling the Close Relationship between Betta burdigala through DNA Barcoding” membuka pemahaman baru tentang evolusi spesies endemik dan native yang ada di Pulau Bangka.
2025 – Kolaborasi Global
Meneliti peta DNA ikan air tawar bersama ilmuwan Eropa dan Amerika Selatan. Publikasi terbaru tersedia di ResearchGate.
Daftar Publikasi Utama Swarlanda
-
IOP Conference Series – DNA Barcoding Betta burdigala and Betta uberis
- Revolutionary breakthrough: unveiling the first DNA barcoding of the endemic wild Betta burdigala (Kottelat and Ng 1994)(Anabantiformes: Osphronemidae): a critically endangered wild Betta from Bangka island, Indonesia.
- Range expansion of Red devil cichlid Amphylopus labiatus,(Günther, 1864)(Actinopterygii: Cichlidae) in Bangka Island, Indonesia
- First record of the uncommon spiny eel Mastacembelus notophthalmus Roberts, 1989 (Synbranchiformes: Mastacembelidae) for Bangka Island, Indonesia
- Studi Morfometrik Dan Meristik Barbodes Sellifer (Kottelat & Lim 2021) Sebagai Tahap Awal Domestikasi
- Exploring freshwater fish biodiversity using eDNA metabarcoding and traditional sampling to assess floodplain waters
- Fish Diversity in Namang River, Bangka Tengah Regency, Bangka Belitung Province
- Range expansion of Red devil cichlid Amphylopus labiatus, (Günther, 1864) (Actinopterygii: Cichlidae) in Bangka Island, Indonesia
Ancaman Kepunahan dan Gerakan Penyelamatan
Status konservasi menunjukkan sebagian besar ikan air tawar endemik Bangka Belitung berada dalam kondisi Endangered hingga Critically Endangered.
Jika tidak ada langkah konservasi nyata, spesies-spesies ini diperkirakan dapat punah akibat:
-
Degradasi habitat
-
Pencemaran air
-
Kegiatan pertambangan timah
-
Ekspansi kebun sawit
-
Rendahnya kepedulian terhadap lingkungan air tawar
Gerakan Swarlanda melalui penelitian, edukasi, dan konservasi merupakan benteng terakhir penyelamatan ikan endemik Bangka Belitung.
“Kalau habitatnya terus rusak karena tambang dan sawit, maka ikan-ikan ini akan benar-benar hilang. Kita tidak akan melihat lagi warna-warni kehidupan mereka di sungai-sungai Bangka.” – Swarlanda, 2025

Ikan Endemik Bangka Belitung: Warisan Dunia
Keberadaan ikan endemik Bangka Belitung merupakan aset biodiversitas global. Setiap spesies menyimpan jejak evolusi unik, menjadikannya bagian penting dari warisan genetik dunia.
Bangka Belitung disebut “pulau dengan DNA emas” — laboratorium alami yang menyimpan kunci penelitian bioteknologi, evolusi, dan pelestarian spesies air tawar.
Upaya Swarlanda dan YIEBB melindungi ikan sekaligus identitas ekologis Bangka Belitung. Setiap spesies yang diselamatkan adalah warisan dunia untuk generasi mendatang.
Makna dan Inspirasi. Kisah Swarlanda membuktikan bahwa ilmu pengetahuan bisa tumbuh dari tempat sederhana. Dari rawa, sungai, dan pos jaga di Pulau Bangka, lahir penelitian yang kini dibaca ilmuwan di Eropa, Asia, dan Amerika Selatan.
“Ilmuwan tidak harus lahir di kota besar. Dari sungai kecil pun, kita bisa membawa Bangka Belitung ke panggung dunia.” – Swarlanda, 2025
Dengan ketekunan dan integritas ilmiah, Swarlanda telah mengubah cara dunia memandang Bangka Belitung — dari pulau kecil penghasil timah menjadi bagian penting dari riset biodiversitas global.
“Swarlanda bukan hanya ilmuwan internasional asal Bangka Belitung; ia adalah jembatan antara ilmu pengetahuan dan alam Bangka Belitung.”
Dari air, rawa, dan tanah Bangka Belitung, lahirlah ilmu pengetahuan — untuk dunia.
Sumber Data Ilmiah: Cybium Journal, IOP Science, Iranian Journal of Ichthyology, Google Scholar, ResearchGate, ORCID, Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung












