Menguak Persembunyian Geo Bonanza: Aset Mangkrak Bernilai Miliaran

Lawangpos.com, Bangka Belitung – Di perairan Bangka Belitung, sebuah raksasa besi bernama Geo Bonanza berdiri diam, bagai bangkai proyek ambisius yang kehilangan roh. Kapal bor laut dalam milik PT Timah Tbk ini awalnya dielu-elukan sebagai terobosan besar. Anggarannya mencengangkan: tak kurang dari Rp63 miliar, bahkan ada catatan yang menembus Rp140 miliar bila seluruh paket dihitung. Senin (18/8/2025).

Namun di balik klaim kemegahan itu, Bonanza justru menyimpan ironi. Rampung dibangun pada 2016 oleh anak usaha PT DAK, kapal ini nyaris tak pernah benar-benar bekerja. Mesin hidrolik yang menjadi inti operasinya disebut tak sesuai spesifikasi—sebuah jantung palsu yang membuatnya tak berdaya menopang kaki-kaki baja di dasar laut. Alih-alih mengebor, kapal ini justru gagal berdiri kokoh di titik operasi.

Yang terjadi kemudian bukan keberhasilan eksplorasi, melainkan serangkaian kegagalan berulang. Peralatan yang didesain untuk menembus perut laut berubah menjadi rongsokan mengapung yang sekadar menimbulkan dengung mesin. Masyarakat pesisir menyebutnya “kapal hiasan”—mewah di mata, sia-sia dalam fungsi.

Kecurigaan makin tajam saat jejak dokumen internal menunjukkan adanya inflasi harga, suku cadang kelas dua yang dipoles jadi orisinil, hingga rekayasa spesifikasi. Kerugian negara bukan sekadar angka, tetapi hilangnya peluang strategis untuk memperkuat cadangan timah nasional.

Lebih dari itu, Geo Bonanza seolah dibuang ke sudut sepi. Kapal ini diparkir di titik yang luput dari pantauan publik, nyaris tak pernah muncul di sorotan media, seperti sesuatu yang sengaja ditutup-tutupi.

Kini, di tengah gaung 80 tahun Kemerdekaan RI dan semangat Asta Cita Presiden Prabowo untuk kedaulatan sumber daya, keberadaan Geo Bonanza justru menghadirkan luka. Proyek yang semestinya menjadi simbol kemandirian berubah menjadi prasasti kemewahan sia-sia.

Dan pertanyaan besar pun menggantung:
Siapa dalang di balik rekayasa ini? Siapa yang menikmati keuntungan dari permainan anggaran, sementara negara hanya mewarisi kerugian dan sebuah kapal yang terdampar dalam diam? (Mn/*)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *