BANGKA TENGAH — PT Timah Tbk kembali melakukan penebaran ikan di kolong eks tambang sebagai bagian dari upaya rehabilitasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan di kolong kawasan Pondok Pesantren Ibnu Sabil, Desa Cambai, Bangka Tengah, ini dipandang sebagai langkah awal yang menunjukkan adanya perhatian terhadap pemulihan ekosistem perairan pascatambang, serta kepedulian terhadap keberadaan ikan endemik Bangka Belitung yang merupakan identitas biologis daerah.
Bangka Belitung dikenal memiliki spesies ikan endemik air tawar yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Karena itu, konservasi wilayah perairannya memerlukan pendekatan berbasis penelitian ilmiah, pemahaman habitat mikro, dan kehati-hatian dalam menentukan jenis ikan yang dilepasliarkan.
Ragam Ikan yang Ditebar dan Pemisahan Kolam
Dalam kegiatan tersebut, PT Timah menebar berbagai jenis ikan lokal, termasuk beberapa yang tergolong endemik.
PT Timah juga membedakan penempatan ikan endemik dan ikan konsumsi seperti nila ke dalam kolam yang berbeda, sebuah langkah yang patut diapresiasi karena mencegah kompetisi pakan dan mengurangi potensi tekanan ekologis terhadap spesies endemik.
Langkah ini menandai adanya unsur kehati-hatian dalam penerapan rehabilitasi perairan.
Momentum Kolaborasi dengan YIEBB
Dalam konteks konservasi, banyak pihak menilai bahwa ada momentum baik bagi PT Timah untuk bersinergi dengan Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung (YIEBB) dalam memperkuat arah pelestarian keanekaragaman hayati air tawar.
Sejak berdiri pada 2021, YIEBB telah melakukan penelitian habitat, pendataan populasi, edukasi masyarakat, serta pengembangan spesies native dan endemik, bersama peneliti nasional dan internasional.
Hasil riset tersebut telah didaftarkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM RI, bersama pemerintah daerah dan komunitas.
Pengakuan ini memastikan bahwa data dan pemahaman yang dimiliki YIEBB bukan sekadar klaim, tetapi telah memiliki legitimasi ilmiah, hukum, dan kultural.
Dengan demikian, kolaborasi PT Timah dan YIEBB akan memberikan landasan konservasi yang lebih akurat, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Sinergi yang Menguntungkan Semua Pihak
-
PT Timah memiliki sumber daya eksekusi dan akses kawasan.
-
YIEBB memiliki data ilmiah, keahlian habitat, dan spesies endemik yang telah dikembangbiakkan secara terukur untuk pemulihan ekosistem.
Jika keduanya bersinergi, hasilnya akan:
-
menjaga kemurnian genetika ikan endemik,
-
menghindari risiko spesies invasif,
-
serta memperkuat kepercayaan dan partisipasi publik.
Pernyataan Pimpinan Redaksi Lawang Pos
“Langkah PT Timah adalah sinyal kesadaran yang baik.
Namun, konservasi memerlukan keahlian.
Konservasi bukan sekadar menebar ikan, tetapi menyeimbangkan kembali hubungan antara alam dan makhluk hidup di dalamnya.
Kolaborasi dengan YIEBB akan memperkuat dasar ilmiah dan keberlanjutan program.
Ini bukan kritik — ini ajakan untuk menyempurnakan langkah yang sudah dimulai.”
— Pimpinan Lawang Pos.
Konservasi bukan hanya menjaga populasi, tetapi menjaga garis keturunan biologis yang tidak dapat digantikan.
Dengan sinergi yang tepat, Bangka Belitung tidak hanya menjaga lingkungan — tetapi juga menjaga identitasnya. (*RZ)











