Lawangpos.com, Pangkalpinang — Ketua DPC Partai Gerindra Kota Pangkalpinang, Bangun Jaya, menyampaikan pandangannya terkait dinamika Pilkada 2024 yang mulai menghangat. Dalam pernyataan yang disampaikan pada Minggu (20/7/2025), Bangun mengajak masyarakat melihat sosok Maulan Aklil atau Molen sebagai figur yang telah melalui proses transformasi politik yang mendalam.
Menurut Bangun, kekalahan Molen pada Pilkada sebelumnya saat berhadapan dengan kotak kosong adalah pukulan telak yang membentuk pribadi yang lebih bijak. Ia menyebut momen itu sebagai titik balik yang mendorong Molen untuk melakukan refleksi dan memperbaiki diri.
“Dulu memang banyak yang mengkritik sikapnya yang terlalu percaya diri, bahkan dianggap arogan. Tapi kita juga tidak bisa menutup mata atas capaian nyata selama lima tahun ia memimpin Pangkalpinang,” ungkap Bangun, Sabtu (19/7/2025).
Ia merinci sejumlah perubahan yang terjadi di bawah kepemimpinan Molen, seperti perbaikan infrastruktur kota, peningkatan kualitas ruang publik, serta upaya memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. Meski ada kekurangan, kata Bangun, Molen menunjukkan kemauan untuk belajar dari kesalahan.
Kini, menurut Bangun, Molen tampil lebih tenang, lebih mendengar, dan tidak lagi berambisi untuk tampil dominan. Karakter ini dinilainya sebagai hasil dari pembelajaran pahit yang telah dilewati.
“Bukan pemimpin yang ingin selalu didengar, tapi pemimpin yang ingin lebih banyak mendengar. Itu yang saya lihat dari beliau sekarang. Ia tidak tinggal dalam luka kekalahan, tapi menjadikannya sebagai pelajaran berharga,” tutur Bangun.
Sebagai kader partai yang kini satu gerbong dalam koalisi, Bangun menyatakan optimisme bahwa pengalaman Molen akan menjadi nilai tambah dalam kontestasi mendatang. Ia menekankan bahwa Molen sudah tidak lagi memulai dari awal, melainkan membawa bekal kepemimpinan yang bisa langsung diterapkan.
“Kalau diberi kesempatan lagi, Molen tidak akan mengulang masa transisi. Dia sudah tahu di mana masalahnya, dan sudah punya peta untuk menyelesaikannya. Ini akan membuat pemerintahannya lebih terarah dan efisien,” jelasnya.
Bangun pun menilai, perjalanan politik Molen menggambarkan dinamika seorang manusia biasa yang sempat tersandung, lalu bangkit dengan lebih rendah hati. Ia menyebut pengalaman itu penting di tengah situasi politik yang kerap diwarnai kepalsuan.
“Warga butuh pemimpin yang sudah merasakan pahitnya kekuasaan, agar tak lagi bermain-main dengan amanah. Molen hari ini adalah sosok yang lebih peka dan tidak ingin jatuh ke lubang yang sama,” pungkasnya.
Pilkada Kota Pangkalpinang 2024 diperkirakan akan berjalan penuh dinamika. Figur Molen yang kembali mencuat setelah kalah dari kotak kosong kini menjadi sorotan. Waktulah yang akan membuktikan apakah ia berhasil mendapatkan kembali kepercayaan rakyat. Namun, sebagaimana yang dikatakan Bangun: tak pernah ada kata terlambat untuk berubah. (Mn/*)