AKBP Pradana Aditya: Bullying Bukan Candaan, Ini Kekerasan Nyata yang Harus Dihentikan

Lawangpos.com, Bangka Barat – Kepolisian Resor (Polres) Bangka Barat kembali menegaskan sikap tegas terhadap segala bentuk kekerasan, termasuk praktik perundungan atau bullying yang masih kerap terjadi, baik di lingkungan pendidikan maupun di ruang digital. Pada Rabu, 30 Juli 2025, Polres menggelar kampanye edukatif melalui penyebaran flayer bertajuk Stop Bullying.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang institusi kepolisian dalam menciptakan lingkungan sosial yang aman dan ramah, terutama bagi anak-anak dan remaja.

Kapolres Bangka Barat AKBP Pradana Aditya Nugraha, S.H., S.I.K., melalui PS. Kasi Humas Iptu Yos Sudarso, menyampaikan bahwa bullying bukanlah bentuk lelucon atau keisengan semata, melainkan termasuk tindakan kekerasan yang dapat menimbulkan trauma mendalam bagi korban.

“Flayer ini bukan hanya sekadar gambar. Ia adalah bentuk ajakan moral dan simbol perlawanan terhadap budaya kekerasan, terutama di kalangan pelajar. Melalui kampanye ini, kami ingin menggugah kesadaran masyarakat untuk tidak menormalisasi perundungan dalam bentuk apa pun,” jelas Iptu Yos.

Kapolres juga menekankan bahwa segala bentuk kekerasan, baik verbal, fisik, maupun melalui media digital (cyberbullying), merupakan pelanggaran serius terhadap norma sosial dan hukum yang berlaku.

“Kami tidak akan tinggal diam apabila ada laporan perundungan, baik yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di dunia maya. Ini komitmen kami untuk hadir sebagai pelindung masyarakat,” tegasnya.

Selain mengedepankan tindakan preventif, Polres Bangka Barat juga berkomitmen pada proses pemulihan korban. Dukungan moral, konseling psikologis, hingga pendampingan hukum akan diberikan kepada mereka yang mengalami dampak dari bullying.

Flayer bertema Stop Bullying akan disebarluaskan secara masif melalui sekolah-sekolah, tempat umum, serta akun resmi media sosial milik Polres. Penyebaran ini dilakukan sebagai upaya memperluas jangkauan pesan kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.

“Kami ingin anak-anak muda lebih sadar. Jangan menjadi pelaku, apalagi diam saat melihat temannya dibully. Jadilah pelindung, bukan penonton,” ujar Iptu Yos menutup pernyataannya.

Upaya ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman, serta menumbuhkan solidaritas sosial yang lebih kuat untuk menolak segala bentuk kekerasan. (Mn/*)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *