Adat, Budaya, dan Pemerintahan Menyatu dalam Pesta Adat Kundi Bersatu

Lawangpos.com, Simpang Teritip – Gelaran adat syukuran hasil bumi bertajuk “Sedekah Adat Kapong Kundi Bersatu” berlangsung khidmat sekaligus meriah di Desa Kundi, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (24/8/2025). Tradisi turun-temurun yang dipertahankan oleh masyarakat ini dihadiri langsung oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, serta Bupati Bangka Barat, Markus.

Tradisi yang melibatkan tiga desa, yakni Kundi, Bukit Terak, dan Air Menduyung, menjadi wujud ungkapan syukur atas limpahan hasil bumi, keselamatan, dan kebersamaan. Setibanya di lokasi, Gubernur Hidayat disambut hangat warga dan tokoh adat. Ia kemudian ikut berbaur dalam prosesi adat, menandakan kedekatan pemerintah dengan masyarakat.

Dalam sambutannya, Gubernur Hidayat menegaskan pentingnya melestarikan adat istiadat sebagai identitas budaya daerah.
“Pesta adat ini bukan hanya bentuk rasa syukur, tetapi juga perekat persaudaraan. Mari kita rawat warisan leluhur ini agar tetap hidup dan menjadi kekuatan bagi generasi yang akan datang,” ujarnya.

Gubernur juga menyampaikan harapan agar kegiatan tersebut terus berkembang dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Menurutnya, pelestarian tradisi lokal memiliki nilai penting, baik sebagai benteng kebudayaan maupun potensi wisata budaya yang layak diperkenalkan lebih luas.

Sementara itu, Bupati Bangka Barat, Markus, menyebutkan bahwa Sedekah Kapong Kundi Bersatu akan dijadikan salah satu agenda budaya daerah. “Pemerintah daerah berkomitmen mendukung penuh kegiatan ini, sekaligus mengembangkannya sebagai daya tarik wisata budaya. Tahun depan, kegiatan ini akan kami dorong agar lebih besar dan lebih meriah,” ungkap Markus.

Ketua pelaksana kegiatan menambahkan, pesta adat ini terlaksana berkat swadaya masyarakat, gotong royong desa, serta dukungan dari mitra, di antaranya PT Timah Tbk dan Bank Sumsel Babel. Tema yang diusung tahun ini, “Dari Tanah Jering Kita Beradat, di Negeri Sejiran Kita Bersatu”, menjadi simbol tekad masyarakat menjaga persatuan melalui adat.

Selain prosesi adat, rangkaian kegiatan juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni tradisional seperti pencak silat, alunan musik dambus, dan tari daerah. Kehadiran pemimpin daerah bersama masyarakat menambah suasana keakraban, sekaligus memperkuat jalinan silaturahmi antarwarga dan antar desa. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa adat, budaya, dan pemerintahan dapat berjalan beriringan dalam membangun kebersamaan. (Mn/*)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *