Lawangpos.com, Pangkalpinang — Kehadiran Bangun Jaya, Wakil Ketua DPRD sekaligus Ketua Tim Paslon 02, dalam insiden intimidasi Tommy Permana terhadap Panwascam Girimaya menimbulkan tanda tanya besar. Publik mempertanyakan motif seorang tokoh politik senior hadir dalam situasi penuh tekanan yang berujung pada kontroversi publik.
Dalam video viral yang beredar, Tommy Permana melontarkan kata-kata kasar dan ancaman kepada Panwascam. Ia menuding pengawas pemilu tidak netral dan menantang mereka mundur dari jabatan. Kehadiran Bangun Jaya di lokasi justru memperkuat dugaan bahwa aksi Tommy tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki dukungan atau setidaknya restu dari lingkaran Paslon 02.
Pertanyaan pun menggema: untuk apa seorang Ketua Tim Pemenangan hadir di momen penuh arogansi tersebut? Jika kebetulan, mengapa tidak ada upaya meredam? Jika disengaja, apakah itu berarti strategi politik untuk menekan independensi Panwascam?
Diamnya Bangun Jaya di lokasi dinilai sama berbahayanya dengan intimidasi Tommy. Sikap pasif bisa ditafsirkan sebagai pembiaran, bahkan persetujuan diam-diam. Dalam konteks politik, hal ini justru memperkuat dugaan keterlibatan dan melemahkan kepercayaan publik terhadap netralitas proses Pilkada ulang.
Pengamat menilai, kasus ini tak boleh berhenti pada opini publik. Paslon 02 harus memberi penjelasan terbuka agar tidak timbul kesan intimidasi sebagai bagian dari strategi resmi. Jika tidak, wibawa penyelenggara pemilu akan runtuh dan legitimasi Pilkada ulang Pangkalpinang ikut dipertaruhkan.
Gelombang reaksi keras terus mengalir di media sosial. Publik menuntut jawaban tegas dari Bangun Jaya: apakah hadir sebagai saksi pasif, sekadar menemani, atau bagian dari skenario politik untuk melemahkan Panwascam Girimaya. Tanpa klarifikasi, kehadiran itu akan terus dianggap sebagai pembenaran atas arogansi Tommy Permana. (Mn/*)
